SAAT membuka Kongres ke-III Projo, Budi Arie mengumumkan akan bergabung dengan Partai Gerindra. Ketua umum Projo itu meminta izin kepada peserta Kongres untuk bergabung ke partai pimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Saat Kongres PSI di Solo, Jawa Tengah, Ahad, 20 Juli 2025, Prabowo Subianto menanyakan status kepartaian Budi Arie Setiadi. Ia bertanya apakah Budi Arie akan bergabung menjadi kader Gerindra atau Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Okumaya devam etmek için aşağı kaydırın
“Masuk PSI ya kau? Bukan, hah?” ujar Prabowo disambut riuh tawa para hadirin.
[–>
Budi merupakan salah satu kelompok relawan mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang bernama Projo. Putra Jokowi, Kaesang Pangarep, merupakan ketua umum PSI. Jokowi beberapa kali disebut bakal menjadi ketua dewan pembina PSI. Namun Jokowi tak pernah membenarkan atau membantah.
Saat ditanya apakah akan masuk Partai Gerindra, Budi hanya mengatakan akan mengikuti perintah Prabowo.
[–>
Belum genap menjabat setahun, Budi Arie dicopot sebagai Menteri Koperasi. Prabowo menunjuk kader Gerindra, Ferry Juliantono, sebagai Menteri Koperasi pada 8 September 2025.
Pada pembukaan Kongres Projo di Hotel Grand Sahid di Jakarta Pusat, Budi Arie meminta izin kepada anggota Projo untuk masuk ke Gerindra. Awalnya, Budi menyatakan organisasi relawan pendukung Jokowi ini bakal memperkuat partai yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto. Ia berharap Projo bisa memperkokoh agenda politik Prabowo supaya kepemimpinan sang kepala negara lebih solid.
“Karena itu kami akan memperkuat seluruh agenda politik Presiden dengan memperkuat partai politik pimpinan Presiden,” ujar Budi Arie dalam pidato pembukaan Kongres III Projo di Jakarta Pusat, pada Sabtu, 1 November 2025.
Mantan Menteri Koperasi ini mengatakan Projo merupakan pelopor pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Oleh karena itu, kata dia, Projo berkomitmen untuk terus mendukung pemerintahan.
“Karena kami percaya ini mandat rakyat, kami ingin dukung, perkuat agar pemerintahan ini tidak gagal. Siap enggak?” ujar Budi Arie di hadapan peserta kongres. Pernyataan ini lantas dijawab oleh para relawan dengan, “Siap!”
Kemudian. Budi Arie memberi sinyal bergabung dengan partai dan meminta pengertian relawan Projo.
“Jadi mohon izin jika suatu saat saya berpartai, teman-teman Projo bisa memahaminya,” ujar Budi Arie. “Enggak usah ditanya lagi partainya apa. Karena apa? Saya mungkin satu-satunya orang yang diminta oleh Presiden langsung di sebuah forum.”
Keputusan Budi Arie menjadi partisan Gerindra dilihat sebagai langkah politik membuang embel-embel Jokowi dari Projo. Tak sekadar partisan, Projo juga memutuskan mengubah logo partainya yang memakai siluet Jokowi. Budi mengatakan desain baru logo Projo akan dijadikan sayembara terbuka.
Budi membeberkan alasan Projo mengubah logo yang sebelumnya bergambar wajah Jokowi. Ia mengatakan perubahan logo agar organisasi ini tidak terkesan mendewakan figur tertentu. Selain itu, kata dia, perubahan logo merupakan bagian dari transformasi organisasi untuk menjawab tantangan dan perkembangan zaman. “Nanti logonya sendiri akan kita sayembarakan sehingga partisipasi publik bisa muncul, nanti logo Projo yang baru,” kata dia.
Selain mengubah logo, Budi Arie menampik istilah Projo berasal dari singkatan Pro-Jokowi. Menurut dia, istilah itu hanya melekat di masyarakat karena lebih mudah diucapkan.
“Projo itu bahasa Sanskerta-nya ‘negeri’, bahasa Jawa Kawi-nya artinya ‘rakyat’,” klaim Budi Arie. “Projo memang enggak ada (singkatan). Cuma teman-teman media kan ya, Projo, Pro-Jokowi, itu karena gampang dilafalkan saja.”
Tanda-tanda Jokowi menjauh dari organ relawannya ini ditandai dengan ketidakhadirannya pada Kongres Projo. Ajudan Jokowi, Syarif Muhammad Fitriansyah, mengkonfirmasi ketidakhadiran ayah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu dalam kongres Projo tersebut dengan alasan kesehatan.
“Karena pertimbangan tim dokter yang menganjurkan Bapak (Jokowi) beristirahat dan tidak beraktivitas di luar ruangan, beliau belum dapat menghadiri Kongres III Projo,” ujar Syarif kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 1 November 2025.
Meski tidak hadir secara fisik, Syarif menyampaikan Jokowi tetap memberikan perhatian kepada para relawan melalui sebuah video singkat. “Sebagai gantinya, Bapak mengirim video singkat berisi pesan dan semangat bagi semua keluarga besar Projo dan peserta kongres,” katanya melalui pesan WhatsApp.
Dalam video itu, Jokowi menyampaikan apresiasinya atas dedikasi para relawan. “Saya menyampaikan salam hangat untuk seluruh keluarga besar relawan Projo. Terima kasih atas semangat dan dedikasi yang terus dijaga dalam mendukung arah pembangunan bangsa,” kata Jokowi melalui rekaman video yang ditayangkan pada pembukaan Kongres III Projo.
Budi Arie Setiadi membantah Projo berupaya menjauh dari Jokowi. Ia meminta media untuk tidak mem-framing bahwa Projo seolah-olah putus hubungan dengan Jokowi.
“Saya ingin menjelaskan kepada teman-teman media sekalian karena dari perkembangan berita ini seolah-olah disampaikan terkesan Projo putus hubungan dengan Pak Jokowi, jangan diframing. Projo ini lahir karena ada Pak Jokowi,” kata Budi Arie.
Budi menegaskan Projo lahir karena perlunya pemimpin rakyat bernama Jokowi. Sehingga Projo lahir karena memang bangsa Indonesia memerlukan pemimpin seperti Jokowi. Ia mengatakan sejarah Projo tak terlepas dari sejarah pemerintahan Jokowi yang berlangsung dua periode, yakni sejak 2014-2024.
“Karena saya mendapat berita dari berbagai media kok ada yang bilang Projo pisah dari Pak Jokowi. Ini luar biasa sekali framing adu dombanya. Tadi pagi saya masih komunikasi dengan Pak Jokowi kok,” kata Budi Arie.
Dosen ilmu politik Universitas Islam Negeri Jakarta, Adi Prayitno, membeberkan tiga indikasi Budi Arie mulai berpaling dari Jokowi. Yang pertama, Budi Arie tidak bergabung ke PSI dan memilih ke Gerindra.
“Padahal PSI identik dengan Jokowi. Apalagi ketumnya Kaesang, putra Jokowi,” kata Adi dalam pernyataan tertulisnya.
Indikasi kedua, Projo yang menghapus foto Jokowi dari logo mereka agar tak memberi kesan kultus individu. Padahal, kata Adi, selama ini Projo sangat membanggakan diri dengan memasang foto Jokowi di logo mereka.
Ketiga, pernyataan Budi Arie yang menyebut singkatan Projo bukan Pro Jokowi, tetapi negeri dan rakyat. “Padahal selama ini Projo itu Pro Jokowi,” kata Adi.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan keputusan Budi Arie masuk Partai Gerindra agar tetap dipertimbangkan dalam kancah politik nasional. “Agar Budi Arie tetap relevan dan strategis dalam panggung politik nasional,” kata Agung kepada Tempo, Ahad, 2 Oktober 2025.
Agung menilai keputusan Ketua Umum Projo itu hanya sekadar pragmatisme politik karena Gerindra yang berkuasa saat ini. Apalagi Budi Arie saat ini butuh partai politik baru setelah Joko Widodo tak lagi menjadi Presiden. “Sehingga kepentingan personal dan institusional ketemu dalam satu waktu,” ujarnya.
Kongres III Projo kembali menetapkan Budi Arie Setiadi sebagai ketua umum Projo secara aklamasi dalam sidang pleno di Hotel Grand Sahid, Jakarta, 2 November 2025. “Menetapkan Budi Arie Setiadi sebagai Ketua Umum Projo 2025-2030 dan sebagai ketua formatur menyusun kepengurusan dewan pimpinan pusat Projo periode 2025-2030,” kata Ketua Pimpinan Sidang Kongres Projo ke-III Freddy Damanik di Jakarta, 2 November 2025.
Freddy kemudian menanyakan kepada para peserta kongres tiga kali apakah sepakat dengan penunjukan Budi Arie. Para peserta berteriak sepakat.
Freddy juga menyampaikan hasil sidang komisi politik Kongres III Projo. Hasil sidang itu menghasilkan lima resolusi, yakni mendukung dan memperkuat pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka; mendukung dan memperkuat agenda politik Presiden Prabowo sampai Pilpres 2029; Projo melakukan transformasi organisasi dalam menjawab tantangan dan situsi nasional saat ini; Projo mendorong politik persatuan nasional; dan Projo akan membantu pemerintah mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Usai terpilih kembali, Budi mengatakan rencananya bergabung dengan Partai Gerindra masih menunggu restu partai pimpinan Prabowo Subianto itu. “Kan saya baru minta izin. Diizinin enggak sama yang bergabung ke Partai Gerindra? kan kita belum bergabung. Saya baru mau masuk, baru mau masuk,” kata Budi Arie.
Budi mengatakan rekan-rekan sesama organisasi menyerahkan sepenuhnya keputusan untuk bergabung ke Gerindra. Ia tidak menegaskan apakah anggota Projo lain juga akan bergabung Gerindra. Namun ia mengatakan, apabila ketua umumnya bergabung Gerindra, kemungkinan besar anggotanya akan mengikuti.
Mantan Menteri Koperasi ini mengatakan sudah berkomunikasi dengan Presiden Prabowo Subianto. Ia akan menghadap Prabowo dalam waktu dekat.
“Nanti akan kami serahkan hasil Kongres III ini sebagai bentuk forum tertinggi organisasi, khususnya Projo. Rekomendasinya dan resolusinya akan kita serahkan kepada Pak Presiden Prabowo,” kata Budi Arie.
Mantan Menteri Koperasi kembali meluruskan pemberitaan yang menyebut perubahan logo sebagai tanda putus hubungan organisasi relawan ini dengan Jokowi. Ia membantah perubahan logo sebagai upaya memisahkan Projo dengan Jokowi.
“Tadi pagi juga kami sudah berkomunikasi dengan Pak Jokowi via telepon, juga kita akan sampaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kami akan melaporkan seluruh hasil dan rekomendasi Kongres III Projo ini kepada beliau,” katan Budi Arie.
Hendrik Yaputra, Ervana Trikarinaputri, dan Septhia Ryanthie berkontribusi dalam tulisan ini.
Pilihan Editor: Didukung Jokowi, Mampukah PSI Menembus Senayan pada 2029
