BNPB: Afet Mağdurlarına Konut İçin 35 Bine Yakın Başvuru


BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hampir 35.000 permohonan hunian bagi korban bencana Sumatera yang tersebar di tiga provinsi terdampak, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Permohonan ini mencakup usulan pembangunan hunian sementara atau huntara, hunian tetap atau huntap, hingga Dana Tunggu Hunian atau DTH.

[–>

Okumaya devam etmek için aşağı kaydırın

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari berujar, jumlah yang tercatat merupakan hasil rekapitulasi sementara yang akan disesuaikan dengan tingkat kerusakan tempat tinggal maupun pilihan warga.

[–>

“Kami akan melihat kembali proporsi rumah rusak, kemudian permintaan DTH, permintaan huntara sehingga kami benar-benar bisa melihat dari proporsi jumlah rumah rusak nantinya berapa yang akan masuk huntara, berapa yang akan diberikan DTH,” ucap Abdul dalam konferensi pers update penanganan bencana Sumatera, yang disiarkan secara langsung di akun YouTube resmi BNPB, Ahad, 28 Desember 2025.

Ia mengungkap, tidak semua warga korban bencana yang tempat tinggalnya rusak ataupun hanyut itu ingin pindah sementara ke huntara. “Ada yang ingin mendapatkan DTH dengan kemudian menumpang sementara atau mengontrak sementara di tempat kawasan yang lama,” ujar Abdul.

[–>

Menyitir data BNPB, permohonan pembangunan huntara terbanyak berasal dari Provinsi Aceh. Kabupaten Aceh Tamiang mencatat permintaan 13.669 unit huntara, lalu disusul Aceh Utara sejumlah 6.796 unit, Aceh Timur 4.747 unit, Bireuen 2.267 unit, dan Gayo Lues 1.709 unit.

Kemudian, permohonan pembangunan huntara juga datang dari Aceh Tengah sebanyak 781 unit, Bener Meriah 640 huntara, Nagan Raya 563 huntara, Pidie Jaya sebanyak 197 unit, Lhokseumawe 67 unit, Langsa 22 unit, Aceh Barat 15 unit, dan Pidie 12 unit. “Secara umum pembangunan fisik sudah mulai di dua kabupaten/kota yaitu Pidie dan Pidie Jaya. Usulan lokasi ini sudah ada di enam lokasi khusus Aceh Tamiang,” ujar Abdul.

Selain itu, menurut dia, pembangunan huntara di kawasan lahan PTPN di Aceh Tamiang sudah mulai dijalankan oleh Danantara, dengan total mencapai 500 unit. Adapun proses identifikasi lahan masih berlangsung di Aceh Timur dan Nagan Raya. Sementara daerah yang baru mengusulkan pembangunan huntara antara lain Lhokseumawe, Aceh Barat, dan Langsa.

Kemudian untuk pembangunan hunian di wilayah Sumatera Utara, Abdul mengungkap ada pola yang berbeda. Musababnya, jumlah kerusakan rumah tidak terlalu banyak. Sejumlah wilayah memilih langsung membangun huntap tanpa melalui tahap huntara.

“Kami langsung mulai membangun huntap dan yang saat ini tidak punya rumah ini menumpang sementara atau mengontrak sementara, nanti kami cukupkan dengan DTH,” kata dia.

Secara rinci, rencana pembangunan hunian di Sumatera Utara meliputi wilayah Langkat sebanyak 714 unit huntap, Tapanuli Selatan 431 unit huntara dan 227 huntap, serta Tapanuli Tengah 351 unit huntap dan 328 unit huntara.

Kemudian, Kota Sibolga 200 unit huntap, Humbang Hasundutan 165 unit huntap, dan Tapanuli Utara 103 unit huntap serta 40 unit huntara. “Sibolga itu sudah mulai proses pembangunan huntap, Tapanuli Utara itu unit kedua sedang berproses, Tapanuli Tengah kajian lahan sudah dilakukan akan segera dilakukan groundbreaking,” ujar Abdul.

Adapun di wilayah Sumatera Barat, BNPB mencatat jumlah kebutuhan huntara sudah ditetapkan. Permohonan pembangunan huntara di Sumatera Barat tercatat berasal dari Agam sebanyak 550 unit, Tanah Datar 129 unit, Pesisir Selatan 73 unit, Padang Pariaman 69 unit, dan Lima Puluh Kota 60 unit. Kendati demikian, Abdul mengatakan jumlah itu masih berpotensi berubah.

“Jadi kadang-kadang pengalaman kami di beberapa tempat, warga mungkin belum bisa membayangkan kira-kira kondisi huntara itu seperti apa,” ujar Abdul Muhari. “Nah, biasanya ketika ini sudah terbangun ini juga mungkin ada beberapa yang menyatakan untuk sementara akan di huntara,” kata dia kemudian.

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menargetkan pembangunan 15.000 unit hunian bagi warga terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat rampung dalam waktu tiga bulan. Hal ini bagian dari percepatan penanganan pascabencana banjir di wilayah Sumatera.

“Total 15.000 unit ditargetkan selesai dalam 3 bulan ke depan,” kata Teddy sebagaimana diberitakan Antara, pada Ahad, 28 Desember 2025.

Ia menyampaikan, Danantara telah memulai pembangunan 15.000 unit rumah dari BUMN. Dari jumlah tersebut, 500 unit pertama ditargetkan selesai pekan ini. Hunian tersebut akan dilengkapi dengan fasilitas dasar berupa sanitasi air bersih, rumah ibadah, listrik, jaringan wi-fi, serta fasilitas pendukung bagi anak-anak.



Kaynak bağlantısı