PTPP, Danantara’nın Yönü Doğrultusunda Temel İnşaat İşine Odaklandığını Doğruladı


INFO BISNIS – PT PP (Persero) Tbk atau PTPP memastikan akan kembali fokus pada bisnis inti (core business) konstruksi. Keputusan itu disampaikan usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan di Auditorium Plaza PP, Wisma Subiyanto, Jakarta, Kamis, 18 Desember 2025.

“Ke depan, kita akan lebih fokus ke bisnis konstruksi baik itu di area building, infrastruktur, maupun Engineering Procurement dan Construction (EPC),” kata Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad saat melakukan press conference usai RUPSLB. Hadir mendampingi Direktur Keuangan Agus Purbianto, Direktur Manajemen Risiko dan Legal Ing. Tommy Wiranata Anwar, serta Direktur Strategi Korporasi dan HCM I Gede Upeksa Negara.

Okumaya devam etmek için aşağı kaydırın

Menurut dia, keputusan itu selaras dengan apa yang disampaikan Danantara. “Karena tidak hanya PTPP saja, tetapi semua harus fokus pada core business-nya.”

[–>

Kalau tidak fokus, lanjut dia, maka dapat masuk ke area yang secara kompetensi tidak dikuasai. Dan itu dapat memberikan konsekuensi serta risiko yang besar. “Akhirnya bakal berdampak terhadap performance perusahaan.”

Dari awal, kata Novel, PTPP memang fokus pada pekerjaan konstruksi baik itu di area building, infrastruktur, maupun EPC. “Sehingga kompetensi, kapasitas kita inilah yang kita gunakan untuk benar-benar membawa perusahaan ini memiliki performance yang cukup baik ke depan. Karena kita juga sudah mengevaluasi dengan detail masing-masing pekerjaan tersebut, inilah yang menjadi fokus kita ke depan.”

[–>

Dan semua ini, lanjut dia selaras dengan apa yang diminta oleh Danantara. Hampir semua perusahaan konstruksi akan fokus ke area tersebut. Danantara juga meminta agar menghindari investasi yang tidak ada keterkaitannya dengan bisnis inti perusahaan. PTPP pun akan lebih selektif dan disiplin dalam pengelolaan investasi agar tetap selaras dengan kompetensi inti perusahaan. “Kita benar-benar terkonsentrasi di area konstruksi.”

Sementara itu, untuk saat ini masih cukup banyak yang harus dilakukan baik secara internal dan eksternal. Evaluasi perusahaan terus dilakukan secara detail baik dari sisi risiko, market, dan prospek ke depan. Hal itu dilakukan karena direncanakan PTPP akan merger dengan perusahaan lainnya. “Saat ini kesiapan untuk merger masih sekitar 40-50 persen,” kata Novel.  

 PT PP (Persero) Tbk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Auditorium Plaza PP, Wisma Subiyanto, Jakarta, Kamis, 18 Desember 2025. Dok. PTPP

Green Building Masih Menjanjikan

I Gede Upeksa Negara, Direktur Strategi Korporasi dan HCM PTPP, mengatakan terdapat beberapa keunggulan di dalam core business PTPP yakni konstruksi. Beberapa di antaranya penerapan green building dan penerapan inovasi-inovasi teknologi seperti digital construction, digital survey, dan lainnya.

Nah, itu menjadi keunggulan kita di sisi konstruksi. Khusus untuk green building memang ini menjadi salah satu alat untuk marketing kita,” kata dia.

Menurut dia, banyak proyek green building yang PTPP dapatkan. Hal itu dikarenakan PTPP merupakan salah satu pelopor green building. “Kita juga menjadi member dari green building council Indonesia. Ada beberapa proyek yang memang di-arrange dan kita dapat karena kemampuan kita di dalam green building seperti Bandara YIA, Gedung Pegadaian, maupun Istana Presiden.”

Ke depan dengan penerapan environmental, social, dan governance (ESG) yang semakin dipersaratkan, PTPP semakin mantap akan kemampuan dalam melaksanakan green building. “Kita bisa bersaing dan berkompetisi dengan baik di market.”

Terutama, lanjut dia, di daerah-daerah yang sudah sadar dan sudah akan menerapkan green building. “Saya rasa ini kompetensi yang akan kita terus kembangkan ke depan untuk juga menyongsong pelaksanaan ESG.”

I Gede Upeksa mengakui, secara cost construction penerapan green building memang sedikit lebih tinggi dikarenakan pemilihan materialnya yang ramah lingkungan, penyerapan cahaya yang rendah. Tetapi secara operationalnya jauh lebih murah seperti pemakaian listrik, pemakaian AC. “Sehingga justru lebih murah untuk jangka panjang.”

Menurut I Gede Upeksa, dikarenakan persaingan untuk green building masih terbatas, maka cukup banyak mendongkrak pendapatan PTPP. “Sampai saat ini kita masih pionir, jadi itu menjadi satu keuntungan kita.”

Dalam RUPSLB pada 18 Desember 2025, dua agenda yang dibahas adalah Anggaran Dasar dan pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2026. Tidak ada pembahasan terkait pergantian manajemen maupun laporan keuangan. RKAP disusun dengan fokus pada penguatan core business konstruksi sejalan dengan evaluasi kinerja dan pengelolaan risiko proyek.

Adapun berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), PTPP membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 15,8 Triliun hingga September 2025, dengan total aset sebanyak Rp 60 Triliun. Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad pun menargetkan pendapatan Rp 16 Triliun pada tahun depan. Dengan fokus yang lebih terarah pada kompetensi inti, PTPP optimistis dapat meningkatkan kinerja berkelanjutan sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama konstruksi nasional. (*)



Kaynak bağlantısı