ANGGOTA Komisi I DPR RI Mayor Jenderal TNI (Purnawirawan) Tubagus Hasanuddin mengingatkan pemerintah agar hati-hati dengan jebakan Israel ihwal rencana evakuasi dua ribu pengungsi Gaza ke Pulau Galang.
Kendati masih dalam perencanaan awal, legislator PDIP ini menyarankan realisasi langkah tersebut harus mempertimbangkan sejumlah persyaratan penting yang belum tentu dapat dipenuhi dalam waktu dekat.
“Menurut hemat saya, ini masih tahap awal. Harus dipastikan dulu apakah empat persyaratan penting itu bisa benar-benar terjadi,” kata Hasanuddin di Jakarta dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 9 Agustus 2025.
Syarat pertama, evakuasi harus dilakukan atas persetujuan dari warga Palestina sendiri. Menurut Hasanuddin, perlu dikaji terlebih dahulu apakah warga Palestina bersedia untuk dievakuasi ke Indonesia, khususnya dalam konteks pengobatan dan perlindungan sementara.
“Bisa saja mereka justru ingin tetap dirawat di negerinya sendiri atau di negara tetangga yang lebih dekat,” katanya.
Hingga saat ini, belum ada sinyal resmi dari Otoritas Palestina terkait evakuasi warganya keluar dari wilayah konflik. Bahkan, kata Hasanuddin, terdapat perbedaan pendapat di internal otoritas Palestina, termasuk dari kelompok Hamas. “Tidak bisa ada evakuasi tanpa persetujuan dari otoritas yang berwenang,” tegasnya.
Hasanuddin juga mengatakan proses evakuasi juga bergantung atas izin Israel karena Gaza saat ini masih berada dalam situasi konflik dan blokade militer Israel. Apalagi, kata Hasanuddin, Israel hanya akan memberikan akses apabila warga Palestina tidak dikembalikan lagi ke Gaza.
“Israel dan sekutunya punya kepentingan agar warga Palestina meninggalkan wilayah sengketa. Ini harus dicermati agar kita tidak terjebak pada skenario seperti itu,” ujar Hasanuddin.
TB Hasanuddin juga menekankan pentingnya koordinasi dengan negara-negara tetangga Palestina seperti Mesir dan Yordania, yang selama ini turut berperan dalam isu Palestina.
“Mereka punya kepentingan dan posisi strategis, jadi Indonesia tak bisa bertindak sepihak,” kata dia.
Kendati demikian, TB Hasanuddin menegaskan bahwa Indonesia harus tetap berdiri bersama rakyat dan negara Palestina. Ia menegaskan Indonesia harus memberikan dukungan dalam berbagai bentuk, termasuk bantuan kemanusiaan dan medis.
“Saya sangat mendukung bantuan kemanusiaan dalam bentuk apapun. Tapi jangan sampai kita justru masuk ke dalam jebakan konsep-konsep yang disodorkan Israel dan sekutunya,” kata dia.
Menteri Luar Negeri Sugiono membeberkan alasan pemerintah Indonesia bersedia menampung pengungsi Gaza korban serangan Israel di Pulau Galang, Provinsi Kepulauan Riau.
Sugiono bercerita, permintaan itu disampaikan Presiden Prabowo Subianto saat tur kenegadaan ke negara-negara Timur Tengah dan Turki pada 9 April 2025. Selama kunjungan tersebut, kata Sugiono, Prabowo menyampaikan ke negara anggota Gulf Cooperation Council (GCC) bahwa Indonesia bersedia merawat korban luka konflik Palestina-Israel.
“Waktu itu juga sudah menyampaikan bahwa Indonesia ini kan terbuka untuk merawat korban anak-anak, orang tua, wanita yang membutuhkan perawatan medis ke Indonesia dan dengan catatan semua pihak setuju. Jadi beliau (Prabowo) sudah berbicara dengan beberapa pemimpin negara-negara Timur Tengah,” kata Sugiono dalam keterangannya di Jakarta, 7 Agustus 2025.
Sugiono mengatakan, selama pertemuan dengan kepala negara anggota GCC, Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia bersedia merawat seribu anak dan korban perang Gaza. Evakuasi itu harus dengan persetujuan negara yang bertetangga langsung dengan Palestina, seperti Yordania dan Mesir, dan terutama Otoritas Palestina itu sendiri.
“Kemudian hal-hal yang sifatnya teknis juga kan harus kita persiapkan. Jadi sewaktu-waktu itu bisa dilaksanakan ya kita udah siap,” ujar Sugiono.
Untuk realisiasi rencana tersebut, pemerintah Indonesia pun menyiapkan lokasi untuk menampung pengungsi Gaza di Indonesia. Salah satu opsi yang muncul adalah Pulau Galang.
“Kita masih cari. Kemarin Presiden menyebut Pulau Galang. Kita juga sedang melihat karena waktu itu kan pernah dipakai untuk tempat perawatan Covid. Jadi ada infrastrukturnya sudah di sana. Kemudian kita masih juga lihat alternatif-alternatif lain,” ujarnya.
Pekan ini, Istana Kepresidenan mengumumkan Pulau Galang sebagai opsi tempat penampungan pengungsi Gaza. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan Pulau Galang dipilih karena terpisah dari permukiman warga.
“Karena di sana dulu pernah menjadi tempat pengungsian, tapi juga pernah untuk pusat penanganan Covid waktu itu di sana. Jadi, sebenarnya kalau dalam sisi keamanan dan kenyamanan warga itu bisa manageable, sangat manageable kalau di sana,” kata Hasan saat konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis, 7 Agustus 2025.
Namun Hasan membantah evakuasi itu sebagai relokasi, melainkan upaya pemerintah untuk memberikan pengobatan sementara dan bantuan kemanusian.
Pilihan Editor: Siapa Bakal Menang dalam Perang Iran-Israel
Adinda Jasmine, Hendrik Yaputra dan Savero Aristia Wienanto berkontribusi dalam penulisan artikel ini.