Vali Herman Deru, Tanjung Carat Limanı’nın Güney Sumatra’nın gururu olacağını söyledi


INFO NASIONAL — Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bersama Kementerian Perhubungan RI menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dan Serah Terima Lahan Pembangunan serta Pengoperasian Pelabuhan Palembang Baru di Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin.

Penandatanganan yang berlangsung di Griya Agung Palembang itu juga disertai MoU Penyelenggaraan Pelabuhan Pengumpan Regional di Sumsel. Acara disaksikan oleh Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi RI Todotua Pasaribu, Wakil Gubernur Sumsel H. Cik Ujang, serta Wakil Bupati Banyuasin Netta Indian.

Okumaya devam etmek için aşağı kaydırın

MoU ditandatangani oleh Menteri Perhubungan RI Dudy Purwagandhi dan Gubernur Sumsel H. Herman Deru. Dalam sambutannya, Herman Deru menyebut tanggal 31 Oktober 2025 sebagai hari bersejarah bagi perjalanan ekonomi Sumatera Selatan.

[–>

“Jika Allah izinkan, tanggal ini akan menjadi prasasti sejarah bagi perjalanan panjang Sumsel dalam mewujudkan pelabuhan sendiri,” ujar Herman Deru.

Ia menegaskan, MoU dan serah terima lahan ini bukan sekadar seremoni, melainkan langkah nyata menuju kemandirian logistik Sumsel. Dengan pelabuhan di Tanjung Carat, provinsi ini tak lagi bergantung pada daerah lain untuk kegiatan ekspor dan distribusi barang.

[–>

“Apa yang kita mulai hari ini, Insya Allah akan menjadi kenyataan. Pelabuhan Tanjung Carat akan menjadi kebanggaan Sumsel sekaligus tonggak baru dalam sejarah industri nasional,” ujarnya.

Herman Deru juga mengenang perjalanan panjang proyek ini. Setelah pemekaran wilayah, provinsi-provinsi seperti Jambi, Bengkulu, Lampung, dan Bangka Belitung sudah memiliki pelabuhan sendiri, sementara Sumsel masih mengandalkan Pelabuhan Boom Baru yang kini tak lagi memadai akibat sedimentasi.

Dengan hadirnya Pelabuhan Tanjung Carat, biaya logistik diyakini akan turun drastis, membuka ruang besar bagi hilirisasi industri, serta memperkuat ekspor komoditas unggulan Sumsel.

“Sumsel punya 1,4 juta hektare kebun karet atau sekitar 30 persen dari total nasional, juga potensi sawit, kopi, dan sumber daya alam lainnya. Selama ini biaya transportasi tinggi menjadi kendala. Dengan pelabuhan ini, ekonomi Sumsel yang tertinggi di Sumatera akan tumbuh lebih cepat,” jelasnya.

Ia menambahkan, pelabuhan baru itu akan menciptakan lapangan kerja, memperkuat industri hilir, dan menempatkan Sumsel sebagai pemain penting dalam perdagangan maritim nasional.

“Banyak tahapan sudah kami lalui. Di era Menhub Dudy Purwagandhi ini, kami yakin cita-cita besar ini bisa segera terwujud. Kami tak ingin lagi mendengar alasan keterlambatan,” tegasnya.

Menteri Perhubungan RI Dudy Purwagandhi menegaskan, pembangunan Pelabuhan Palembang Baru di Tanjung Carat telah masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) karena peran vitalnya dalam memperkuat konektivitas dan menekan biaya logistik di wilayah Sumatera bagian selatan.

“Pembangunan pelabuhan ini adalah bukti nyata kehadiran pemerintah dalam memperkuat konektivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi regional.

Berdasarkan Peraturan Menko Perekonomian Nomor 16 Tahun 2025, Pelabuhan New Palembang di Tanjung Carat seluas 59,5 hektare akan menjadi pelabuhan utama penopang ekonomi Sumsel,” ujar Dudy.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan pihak swasta agar pembangunan berjalan sesuai target. “MoU ini harus ditindaklanjuti dengan kerja nyata, bukan seremoni semata. Pembangunan harus realistis, berintegritas, dan sesuai timeline,” katanya.

Dudy optimistis pelabuhan ini akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi Sumsel, yang saat ini tumbuh 5,42 persen.

“Kita berharap dengan beroperasinya Pelabuhan Palembang Baru di Tanjung Carat, ekonomi Sumsel bisa menembus 8 persen sesuai harapan Presiden,” ujarnya.

Pemerintah menargetkan pembangunan pelabuhan rampung dalam tiga hingga empat tahun ke depan. Dudy meyakini proyek ini akan menarik investor besar masuk ke Sumsel.

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi RI Todotua Pasaribu turut menyatakan dukungan penuh. Ia menyebut kawasan pelabuhan akan dikembangkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Hilirisasi pertama di Sumatera Selatan.

“Sumsel punya sumber daya alam yang lengkap seperti batubara, minyak bumi, gas, karet, hingga kopi tapi terkendala logistik. Pelabuhan Tanjung Carat akan menjadi solusi percepatan ekspor dan peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi,” jelas Todotua.

Ia menambahkan, pemerintah tengah menyiapkan integrasi akses jalan tol Sumatera agar pelabuhan terhubung langsung dengan jalur distribusi utama.

“Begitu pelabuhan ini beroperasi, seluruh potensi alam Sumsel akan jauh lebih kompetitif di pasar global,” tutupnya. (*)



Kaynak bağlantısı