Endonezya’daki BM Temsilciliği Sumatra’daki Afet Sonrası Durumu İzliyor


KANTOR Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB di Indonesia terus memantau situasi di wilayah terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Pulau Sumatera memasuki pekan ketiga pascabencana. PBB menyatakan terlibat aktif bersama Pemerintah Indonesia dalam mengawal respons darurat di ketiga provinsi terdampak bencana Sumatera.

[–>

“Di lapangan sendiri, PBB telah mendukung upaya pemerintah melalui bantuan teknis sesuai dengan mandat program-program yang tengah berlangsung di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat,” demikian pernyataan resmi Kantor Perwakilan PBB di Indonesia kepada awak media, Senin, 15 Desember 2025.

Okumaya devam etmek için aşağı kaydırın

Selain itu, PBB terlibat dalam penanganan bencana melalui bantuan di tingkat nasional lewat kementerian terkait. PBB menyatakan siap memperkuat dukungan tersebut dengan terus bekerja sama secara erat dengan pemerintah.

[–>

Bencana ekologis banjir dan longsor menyapu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak Rabu, 26 November 2025. Mala itu menyebabkan lebih dari seribu orang meninggal dan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal. Sementara lebih dari 200 jiwa masih dinyatakan hilang.

Sebanyak 52 kabupaten di ketiga provinsi itu terdampak. BNPB menyebut banjir dan longsor Sumatera menyebabkan kerusakan 186.488 rumah, lebih kurang 1.600 fasilitas umum, 967 fasilitas pendidikan, 434 rumah ibadah, 290 gedung atau kantor, 219 fasilitas kesehatan, hingga 145 jembatan.

[–>

Salah satu provinsi terdampak, yakni Provinsi Aceh, bersurat ke dua organisasi di bawah naungan PBB, United Nations Development Programme (UNDP) dan United Nations Children’s Fund (Unicef), untuk meminta mereka terlibat dalam penanganan pascabencana banjir dan longsor Sumatera.

Berdasarkan laporan pantauan data penanggulangan bencana hidrometeorologi di Posko Terpadu Pemerintah Aceh per 14 Desember 2025 pukul 19.00 WIB, sebanyak 18 kabupaten/kota, 225 kecamatan, dan 3.678 gampong di Aceh terdampak bencana banjir dan tanah longsor. Sejumlah 518.742 kepala keluarga dengan total 1.984.018 jiwa menjadi korban.

Sebanyak 430 orang dinyatakan meninggal, 474 luka berat, dan 3.845 orang luka ringan. Sementara itu, 32 orang dinyatakan masih hilang.

Bencana di Aceh tercatat menyebabkan kerusakan 164.906 unit rumah, 258 fasilitas perkantoran, 287 unit rumah ibadah, 305 sekolah, 431 pondok pesantren, dan 206 unit rumah sakit/pusat kesehatan masyarakat. Selain itu, banjir dan longsor juga merusak 461 ruas jalan dan 332 unit jembatan di Aceh.

Pada Ahad, 14 Desember 2025, juru bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, mengatakan pemerintah daerah mengambil inisiatif menghubungi lembaga internasional yang saat ini masih menjalankan program di Indonesia. Pemerintah Aceh berharap keterlibatan lembaga internasional tersebut dapat memperkuat upaya pemulihan, terutama pada sektor-sektor yang menjadi fokus kerja masing-masing lembaga.

“Oleh sebab itu, lembaga-lembaga internasional yang saat ini masih eksis di Indonesia, kami ambil inisiatif sebagai pemerintah daerah untuk dapat terus berada di Aceh, terutama atas bencana saat ini,” ujar Muhammad MTA, Ahad, 14 Desember 2025.

Kedua organisasi PBB itu pun menyatakan sudah menerima surat resmi Pemerintah Aceh. Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Sara Ferrer Olivella mengatakan UNDP menerima surat resmi dari Aceh pada Ahad, 14 Desember 2025.

Saat ini, Sara berujar, UNDP sedang menelaah bentuk dukungan terbaik yang dapat diberikan kepada tim penanggulangan bencana serta masyarakat terdampak. “Ini sejalan dengan mandat kami dalam pemulihan dini (early recovery),” kata Sara ketika dihubungi melalui korespondensi surat elektronik, Senin, 15 Desember 2025.

Hal serupa disampaikan oleh Unicef Indonesia. Dalam pernyataan resmi kepada Tempo, Unicef Indonesia menyatakan tengah meninjau area dukungan yang diminta melalui koordinasi dengan otoritas yang berwenang.

“Hal ini untuk mengidentifikasi kebutuhan prioritas di mana Unicef dapat berkontribusi terhadap upaya tanggap bencana yang dilakukan pemerintah,” demikian pernyataan resmi Unicef Indonesia, Senin, 15 Desember 2025.

Unicef bersama badan-badan PBB lainnya telah bekerja sama dengan pemerintah pusat hingga pemerintah daerah dalam upaya penanganan bencana Sumatera, termasuk dalam upaya penanganan bencana di Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Tim Unicef di Kantor Lapangan Aceh berada di lokasi bencana sejak awal kejadian dan diperkuat dengan tim ahli di bidang yang berkaitan dengan kesejahteraan anak.

Unicef menegaskan tetap berkomitmen penuh dan siap memberikan dukungan lebih lanjut atas upaya tanggap bencana yang dipimpin pemerintah, melalui koordinasi erat dengan otoritas yang berwenang.

Dani Aswara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.



Kaynak bağlantısı