Tempo Enerji Günü 2025 Sürdürülebilir Ekonominin Katalizörü Oluyor


INFO NASIONAL – Kebutuhan energi nasional yang terus meningkat menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan energi di tengah dinamika global. Sektor hulu migas masih menjadi tulang punggung pasokan energi, namun ketergantungan ini harus diimbangi dengan percepatan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT), sehingga dapat menciptakan ekonomi hijau yang tangguh dan inklusif.

Menjawab tantangan tersebut, Tempo Media Group pun menggelar Tempo Energi Day (TED) 2025, di The Hub Sinarmas Land, Jakarta Selatan, pada Rabu, 10 Desember 2025. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi pemerintah, pelaku industri, lembaga keuangan, dan masyarakat untuk memperkuat komitmen bersama dalam mengakselerasi transisi energi nasional.

Okumaya devam etmek için aşağı kaydırın

Direktur Utama Tempo Media Group Arif Zulkifli membuka Tempo Energi Day (TED) 2025, di The Hub Sinarmas Land, Jakarta Selatan, pada Rabu, 10 Desember 2025. TEMPO/Hendy Mulia

[–>

Direktur Utama Tempo Media Group Arif Zulkifli mengatakan, TED 2025 mengusung tema Energi untuk Pertahanan dan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan. Menurutnya, Tema tersebut sangat sejalan dengan kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat dan menjadi tantangan sekaligus peluang sehingga bisa menghasilkan efek domino yang positif bagi kemajuan Indonesia.

“Transisi energi bukan hanya soal mengganti sumber energi, ini adalah kesempatan untuk membangun ekonomi hijau yang kuat, menciptakan lapangan kerja baru, dan memastikan pertumbuhan ekonomi kita terus berkelanjutan,” ujarnya.

[–>

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Republik Indonesia, Satya Widya Yudha mengatakan, Indonesia dihadapkan pada dua fokus yakni menghadirkan swasembada energi sekaligus meneguhkan komitmen internasional untuk menurunkan emisi karbon.

“Indonesia mengambil satu keputusan yang menurut saya cukup bijaksana. Di Dewan Energi Nasional, kita mengambil satu kesimpulan bahwa kita tidak phasing out fossil tapi kita phase down fossil. Kami mengurangi penggunaan fosil sambil tetap memastikan penurunan emisi karbon terpenuhi,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, ada dua diskusi yang digelar. Pertama, membahas ‘Energi sebagai Aset Daerah: Mendorong Investasi dan PAD melalui Hilirisasi dan Monetisasi Energi’. Kedua, membahas ‘Urgensi Komitmen Transisi Energi dan Kolaborasi Pembiayaan Hijau’.

Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I Kemendagri Edison Siagian, menjelaskan bahwa mengelola energi dan sumber daya mineral berada pada ranah pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Ia menegaskan bahwa kabupaten dan kota tidak memiliki kewenangan untuk mengolah itu.

“Meski begitu, pemerintah daerah bisa memanfaatkan industri energi di daerahnya  dari retribusi, pajak dan lain sebagainya sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD).”

EVP CES PLN Pusat, Wahyu Ahadi Rouzi mengatakan, PLN berupaya untuk mendorong potensi daerah lewat Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) yang disusun berdasarkan pada Rencana Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). Ia menjelaskan, penyusunan RUKN ini berdasarkan pada Rencana Ketenagalistrikan Daerah (RUKD).

“Jadi di daerah seperti kabupaten, kota atau provinsi itu sudah mengatur bagaimana rencana usaha ketenagalistrikan di daerahnya. Disitulah peran PLN memetakan potensi yang ada yang disinkronisasikan,” ucapnya. 

Dari sisi pemerintah daerah, Bupati Trenggalek Muhammad Arifin mengatakan, jika pemerintah pusat dan provinsi memiliki tanggung jawab mengolah energi dan mineral, maka, pemerintah kabupaten memiliki tanggung jawab untuk melindungi rakyatnya dari pemanasan global.

“Maka di Kabupaten Trenggalek kita menargetkan 2045 Kabupaten Trenggalek Net Zero Carbon. Itu sudah disetujui oleh Kemendagri,” ujar pria yang akrab disapa Gus Ipin itu.

Direktur Kolaborasi Internasional INDEF Imaduddin Abdullah mengatakan, jika ingin memperkuat daerah, kuncinya adalah di hilirisasi, energi dan pembangunan berkelanjutan. Adapun, Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin, Apit Pria Nugraha mengatakan, hilirisasi menuju energi hijau adalah suatu kebutuhan. 

“Dengan meningkatkan keberlanjutan, akan meningkatkan daya saing. Jadi transformasi ke industri hijau itu bukanlah beban,” kata dia.

Lead Analyst, Indices, and ESG Business Development BEI, Kinanti Marta Nuraida berpesan kepada para investor sebagai penggerak ekosistem investasi berkelanjutan untuk menggerakan market dengan investasi secara berkelanjutan. “Sehingga bisa lebih mengakselerasi transisi menuju rendah karbon untuk perusahaan di Indonesia,” kata Kinanti.

Terakhir, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Hukum dan HAM Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Azis Syamsuddin mengatakan, kolaborasi berbagai menjadi kunci untuk bergotong royong membangun ekonomi hijau di Indonesia. 

Diskusi tersebut diharapkan bisa menghadirkan inisiatif baru dalam pembiayaan hijau dan inovasi teknologi energi bersih. Kolaborasi lintas sektor diharapkan dapat memperkuat ekosistem investasi berkelanjutan, mendorong riset dan pengembangan energi terbarukan, serta menciptakan lapangan kerja baru di sektor hijau. 

Selain menjadi ajang dialog dan kolaborasi, TED 2025 juga memberikan penghargaan Green Corporate Movement: Certificate of Recognition for Energy Transition, sebagai bentuk apresiasi kepada perusahaan yang telah berkontribusi nyata dalam mempercepat transisi energi dan percepatan transisi menuju masa depan berkelanjutan dengan penekanan kuat pada aspek ESG (Environmental, Social, and Governance).

Penghargaan untuk kategori Energi diberikan kepada PT Bukit Asam Tbk, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita), PT PLN (Persero), PT Barito Pacific Tbk, dan PT Pertamina (Persero). Adapun untuk Kategori Non Energi diberikan kepada Nestle, Danone, BYD, Bank Mandiri, Hyundai, dan Sinarmas Land. (*)



Kaynak bağlantısı