Vali Sherly’nin ekonomik büyümenin insanların refahıyla uyumlu olmasına yönelik stratejisi


INFO NASIONAL – Senyum mengembang di bibir Gubernur Maluku Utara Sherly Laos saat menerima plakat Apresiasi Kinerja Pemerintahan Daerah 2025 dari Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian. Maluku Utara menjadi provinsi yang meraih penghargaan untuk kategori Pertumbuhan Ekonomi Pertambangan dan Olahannya. Benar saja, Maluku Utara menjadi primadona pertumbuhan ekonomi Nusantara selama tiga tahun terakhir berturut-turut.

Dalam catatan tim Pusat Data Analisis Tempo (PDAT) yang melakukan penjaringan data, mengkurasi, hingga menyodorkan hasilnya kepada Dewan Pengarah Penilaian untuk mendapatkan pertimbangan sekaligus menentukan pemenang, Maluku Utara memiliki peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 21,98 persen (CTC) pada semester satu 2025. Angka ini menjadi yang tertinggi di antara kelompok provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh sektor pertambangan dan pengolahannya.

Okumaya devam etmek için aşağı kaydırın

Kinerja pertumbuhan ekonomi tersebut jauh lebih baik dibanding rata-rata kelompok yang justru terkontraksi 0,58 persen, dengan kontraksi terdalam sebesar 33,12 persen. Pencapaian tersebut menegaskan kuatnya aktivitas produksi dan peningkatan nilai tambah di sektor unggulan pertambangan Maluku Utara.

[–>

Hanya saja, di balik senyum Gubernur Sherly saat menerima penghargaan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. Sherly Laos menyadari, idealnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini berjalan seiring dengan kesejahteraan masyarakat. Artinya, semestinya sudah tidak ada lagi warga Maluku Utara yang berada di bawah garis kemiskinan, tak sulit mendapatkan pekerjaan, ekonomi di akar rumput bergerak seiring dengan pertumbuhan ekonomi tersebut. Sayangnya, kenyataannya tidak seperti yang dibayangkan.

“Sesuai fakta bahwa Maluku Utara memiliki pertumbuhan ekonomi yang tertinggi. Tetapi apakah itu sudah inklusif, sudah ada pemerataan?” ujar Sherly Laos seusai menerima penghargaan di Hotel Borobudur Jakarta, pada Senina, 1 Desember 2025. “Kondisi ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan saya dan pasangan (Wakil Gubernur Maluku Utara Sarbin Sehe).”

[–>

Sherly tidak terlena dengan angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Maluku Utara. Yang terpenting, menurut dia, adalah bagaimana menurunkan kemiskinan, menangani pengangguran, meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan membangun ketahanan pangan baik dari sektor pertanian maupun perikanan/kelautan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan angka kemiskinan di Maluku Utara turun dari 6,32 persen pada 2024 menjadi 5,8 persen di 2025. Namun angka pengangguran masih menjadi tantangan. Tingkat pengangguran terbuka di Maluku Utara naik dari 4,26 persen pada Februari 2025 menjadi 4,55 persen di Agustus 2025. Padahal, menurut Shely, setiap tahun selalu ada penambahan lapangan pekerjaan. “Kami sedang memetakan di mana permasalahannya,” kata dia.

Supaya pemuda Maluku Utara lebih mudah mendapatkan pekerjaan di masa mendatang, Sherly melakukan investasi jangka menengah dan jangka panjang melalui pendidikan. Caranya, meningkatkan kualitas sekolah vokasi agar tercipta link and match antara lulusan sekolah dengan kebutuhan industri.

Adapun upaya untuk hasil cepat (quick win) untuk menanggulangi pengangguran adalah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Di antaranya, Pemerintah Provinsi Maluku Utara menggandeng perusahaan teknologi Microsoft untuk pelatihan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), berkolaborasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan untuk mendongkrak keterampilan pekerja melalui Balai Latihan Kerja (BLK), serta bekerja sama dengan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, sehingga warga Maluku Utara bisa mendapatkan pekerjaan di dalam maupun luar negeri.

Kendati pertambangan saat ini menjadi lokomotif utama pertumbuhan ekonomi Maluku Utara, pemerintah menyadari kejayaan ini tidak selamanya bisa bertumpu pada satu sektor. Sebab itu, Sherly mengatakan, diversifikasi menjadi kunci. Pertanian, perikanan, dan pariwisata mulai dipandang sebagai sektor penyeimbang jangka panjang, meskipun secara angka belum akan mampu menandingi pertambangan dalam waktu dekat. Setidaknya untuk satu dekade ke depan, pertumbuhan Maluku Utara masih akan sangat bergantung pada sektor tambang.

Kini, arah kebijakan sudah mulai bergeser untuk menyiapkan masa depan yang lebih berkelanjutan. Pertanian dan perikanan mulai ditempatkan sebagai pilar penting pemerataan ekonomi. Pemerintah Provinsi Maluku Utara telah memulai penanaman di 1.500 hektare sawah, ditambah dukungan dari Kementerian Pertanian dengan luas yang sama. Kapal nelayan dibagikan, cold storage diaktifkan, dan rantai pasok perlahan dibangun agar petani dan nelayan lokal bisa menjadi pemasok bahan pangan untuk industri dan pasar regional.

Targetnya, kata Sherly, membangun perputaran uang yang semakin besar di dalam daerah, bukan mengalir keluar. Jika produksi lokal terus meningkat 10 hingga 20 persen setiap tahun, maka ketergantungan pada pasokan dari daerah lain bisa berkurang, dan dampak ekonominya akan lebih merata ke masyarakat. Inilah kunci dari pertumbuhan yang bukan hanya tinggi, tetapi juga berkeadilan.

Menyambut Apresiasi Kinerja Pemerintahan Daerah 2026

Gubernur Sherly Laos menyambut baik rencana Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian untuk kembali menggelar Apresiasi Kinerja Pemerintahan Daerah pada tahun depan. Dalam pidato di malam apresiasi tersebut, Menteri Tito mengatakan bakal mengalokasikan dana senilai Rp 1 triliun dari pagu anggaran Kementerian Dalam Negeri di 2026.

“Dari anggaran Kemendagri Rp 7,8 triliun, jika tidak dirasionalisasi, sebesar Rp 1 triliun tidak saya gunakan karena untuk teman-teman kepala daerah yang berkinerja baik,” kata Tito disambut tepuk tangan hadirin. Dengan demikian, akan ada insentif misalkan senilai Rp 5 miliar untuk daerah-daerah yang mampu mengendalikan inflasi, daerah dengan pengelolaan sampah terbaik, atau ide apapun yang dapat dipertandingkan antar-daerah.

Menanggapi itu, Sherly mengatakan dukungan Kemendagri membuat kepala daerah semakin bersemangat. “Ini program (apresiasi) yang sangat baik, memotivasi kami untuk bekerja lebih giat dan lebih semangat lagi kalau dapatnya duit,” ujarnya seraya berharap Maluku Utara mampu mempertahankan predikat sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi.

Pertumbuhan ekonomi sektor tambang. Dok. BPS

Tahun | Pertumbuhan Ekonomi (%)

2025 (Semester 1) | 21,98



Kaynak bağlantısı