BLK Programı ‘Davet Balosu’ Binlerce Katılımcıya Dokundu, İbadethaneler Katıldı


INFO NASIONAL – Program Balai Latihan Kerja (BLK) dan Mobile Training Unit (MTU) yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mulai menampakkan hasil. Sejak digelar Februari 2025, sebanyak 6.624 warga telah mengikuti berbagai pelatihan keterampilan, dan 2.619 di antaranya terserap kerja atau berwirausaha.

“Dari 2 ribu lebih yang sudah sukses itu, terbagi menjadi 1.579 orang bekerja di perusahaan dan 1.040 orang berwirausaha,” ujar Syaripudin, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (DTKTE) Jakarta pada Senin, 10 November 2025.

Okumaya devam etmek için aşağı kaydırın

DTKTE sejatinya memiliki tujuh Pusat Pelatihan Kerja Daerah atau PPKD. Masing-masing satu di Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan. Sedangkan di Jakarta Timur terdapat tiga lokasi, yakni di Ciracas, Kramat Jati, dan Duren Sawit.

[–>

Seturut amanat Gubernur Pramono Anung yang ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia Jakarta , DTKTE menggelar pelatihan ke berbagai lokasi. “Melalui pendekatan jemput bola, kami berupaya menghadirkan pelatihan di lokasi yang paling dekat dan mudah dijangkau masyarakat, tanpa mengurangi standar kualitas pelatihan berbasis kompetensi,” tutur Syaripudin.

Kelas pelatihan bersama PT Koepoe-Koepoe Jakarta Barat, pada Juli 2025. Dok. Paroki Kosambi Baru

[–>

Sistem ‘jemput bola’ ini dijalankan dengan dua pendekatan, bekerja sama dengan pengelola fasilitas publik di wilayah maupun mengirimkan MTU. Ada 10 jenis pelatihan yang telah digelar, yakni pelatihan las, tata rias, teknik komputer, tata busana, servis sepeda motor, operator komputer, servis teknik pendingin, tata boga, desain grafis, dan jaringan komputer.

“Tahun depan (2026) kami akan meluaskan jenis pelatihan. Rencananya nanti ada pelatihan barista, olahan pastry, keterampilan bahasa, digital marketing, hingga video editor,” ucap Syaripudin.

DTKTE telah menyiapkan 23 unit MTU yang beroperasi bergiliran di tiap wilayah kota. Setiap unit dilengkapi dengan peralatan sesuai bidang pelatihan. “Kami menyesuaikan jenis pelatihan dengan kebutuhan masyarakat setempat. Misalnya, di kawasan padat penduduk, banyak ibu rumah tangga tertarik belajar membuat kue, sedangkan di kawasan industri, pelatihannya lebih banyak soal otomotif dan reparasi,” paparnya.

Setiap pelatihan berlangsung rata-rata 7–10 hari, diikuti 15–20 peserta per kelas. Setelah lulus, peserta mendapat sertifikat kompetensi, dan bagi yang berprestasi, disalurkan langsung ke perusahaan mitra atau didorong membuka usaha mandiri.

“Kami bekerja sama dengan puluhan perusahaan untuk penyerapan tenaga kerja. Sedangkan bagi yang ingin berwirausaha, kami hubungkan dengan program Jakpreneur dan Dinas PPKUKM (Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah),” kata Syaripudin.

Menurutnya, sinergi antarlembaga inilah yang membuat capaian program cukup tinggi dalam waktu kurang dari setahun. “Dari 6.624 peserta, sekitar 40 persen sudah terserap kerja atau memulai usaha sendiri. Itu angka yang baik untuk program yang baru berjalan delapan bulan,” paparnya.

Program BLK dan MTU juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Saat ini terdapat 125 lokasi pelatihan yang melibatkan unsur masyarakat secara aktif. Dari jumlah itu, 12 sekolah, 3 lembaga pemasyarakatan, dan 5 tempat ibadah ikut berpartisipasi menjadi tuan rumah kegiatan.

“Ya, pelatihan kerja dapat dilakukan di berbagai tempat. Pelaksanaan pelatihan tidak terbatas pada gedung pelatihan formal, tetapi bisa memanfaatkan fasilitas publik,” ucap Syaripudin. “Kami membuka kesempatan kerja sama dengan pengelola fasilitas publik di wilayah, agar tempat-tempat tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai ruang pemberdayaan dan pelatihan kerja masyarakat.”

Berlatih Kerja dari Gereja

Salah satu tempat ibadah yang aktif menjadi mitra pelatihan adalah Paroki Kosambi Baru Gereja Santo Matias Rasul, Jakarta Barat. Sejak Juni lalu, gereja ini sudah dipertemukan dengan Jakpreneur untuk melanjutkan pemberdayaan masyarakat sekitar.

Peserta UMKM mengikuti pelatihan di Gereja Santo Matias Rasul, Jakarta Barat, pada Maret 2025. Dok. Paroki Kosambi Baru

“Total ada sekitar 80 pelaku UMKM yang terdaftar di paroki kami. Dari jumlah itu, sekitar 60 orang aktif mengikuti pelatihan,” kata Riyan, Ketua Pelayan Pengembangan Sosial Ekonomi Gereja Santo Matias Rasul.

Sebelumnya, paroki ini juga menggandeng berbagai pihak, mulai dari lembaga pemerintah hingga perusahaan swasta. Di bulan puasa lalu, misalnya, paroki ini bekerja sama dengan Bogasari untuk mengadakan pelatihan kuliner bagi kaum ibu. “Banyak sekali peserta berhijab yang datang ke gereja kami,” kata Ryan. “Indah melihatnya, pelatihan ini benar-benar lintas agama.”

Selain Bogasari, pelatihan juga rutin diadakan bersama Koepoe-Koepoe setiap bulan dan berlangsung selama dua hari. Peserta selalu berganti agar kesempatan belajar terbuka bagi lebih banyak warga. “Yang sudah pernah ikut tidak boleh ikut lagi. Gantian. Banyak yang ingin belajar,” ujarnya.

“Mulai awal tahun depan, bersama Jakpreneur, kami berniat membuka pelatihan menjahit, servis motor, dan servis telepon genggam, agar tidak hanya kuliner, tapi juga keterampilan teknis,” imbuh Riyan.

Menurut dia, sebagian besar peserta berasal dari keluarga menengah ke bawah di sekitar Kosambi Baru. “Banyak ibu-ibu yang ikut karena ingin bantu ekonomi rumah tangga. Ada juga yang berharap bisa kerja setelah punya sertifikat pelatihan,” ucapnya.

Untuk menindaklanjuti hasil pelatihan, pihak paroki menyediakan ruang berjualan bagi para alumni. Letaknya di bagian belakang gereja, dinamai Kedai Samara. “Kami siapkan sepuluh stan untuk UMKM kuliner, bergantian tiap minggu. Jadi hasil pelatihan bisa langsung dipraktikkan,” ujar Riyan.

Ia menilai kerja sama dengan pemerintah dan dunia usaha ini sangat membantu masyarakat sekitar. “Tidak hanya menambah keterampilan, tapi juga menumbuhkan rasa percaya diri bahwa mereka bisa mandiri,” katanya. “Apalagi peserta dari berbagai golongan (umat beragama). Kami senang bisa ikut membangun Jakarta.” (*)



Kaynak bağlantısı