Ana Sayfa Haberler Prabowo’nun terlemeyen biri hakkında konuşması hakkında uzmanlar, kabine gitmek istedi

Prabowo’nun terlemeyen biri hakkında konuşması hakkında uzmanlar, kabine gitmek istedi

8
0


DOSEN komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menyoroti pernyataan tertutup Presiden Prabowo Subianto soal adanya pihak yang “tak berkeringat” ingin masuk Kabinet Merah Putih.

Pria yang disapa Hensa ini menilai, pernyataan yang diungkapkan oleh salah satu menteri kabinet Merah Putih sebagai upaya Prabowo menenangkan menteri-menterinya agar tak terganggu pekerjaannya.

“Pada saat dia mengatakan bahwa ada pihak-pihak yang tidak berkeringat ingin masuk kabinet, menurut saya sih itu umbang-umbang dia saja pada saat meeting itu di depan anak buahnya untuk menenangkan bahwa enggak ada yang akan diganti,” kata Hensa dalam keterangannya kepada Tempo, Sabtu, 9 Agustus 2025.

Menurut Hensa, narasi “tak berkeringat” dari Prabowo muncul untuk meredam keresahan menteri di tengah isu pergantian kabinet. Ia menilai Prabowo ingin menjaga kekompakan elite politik demi kelancaran pelaksanaan program-program pemerintahan.

“Jadi kalau kita memandang atau ingin menelaah lebih jauh Pak Prabowo langkah-langkahnya, ya balik lagi ke dua hal yang sering dia sebutkan itu, merangkul semua dan elit politik rukun, dan sepertinya pernyataan berkeringat itu sejalan,” kata Hensa.

Meski Prabowo menegaskan tidak ada reshuffle, Hensa menilai perbaikan kinerja kabinet tetap diperlukan. Ia menyoroti momen Prabowo menyebut skor kinerja pemerintahannya 6 dari 10 dan ingin meningkatkannya pada April 2025 silam.

“Dari sisi komunikasi publik saja kan kabinet ini kocar-kacir gitu. Dan Pak Prabowo sudah menyampaikan, ‘ya salah saya’. Dia dengan gentle gitu dia mengatakan ‘ini salah saya’, dan saya pikir dia mau membenahi ini,” ungkap Hensa.  

Apalagi, kata Hensa, masyarakat kini kerap menyuarakan keinginan untuk pergantian menteri yang dianggap tidak kompeten dalam menjalankan tugasnya.

“Fenomena-fenomena seperti bendera One Piece, rekening dormant, gas 3 kilogram ini kan membuat masyarakat resah dan selalu menyuarakan aspirasi untuk mengganti para pejabat publik yang kerap kali menimbulkan masalah dalam komunikasi ini untuk diganti,” ujarnya.

Prabowo, menurut Hensa, mendengar aspirasi ini. Namun ia menduga kepala negara sedang memilih waktu yang tepat untuk reshuffle tanpa gegap gempita. “Dan saya yakin Pak Prabowo itu mendengarkan itu. Tapi ya kalau tentang kapan reshuffle terjadi ya terserah dia,” kata Hendri.  

Ia juga menyoroti gaya Prabowo yang menghindari pengumuman terbuka soal reshuffle. Jika pergantian menteri terjadi, ucap Hensa, Prabowo lebih memilih melakukannya secara diam-diam. Ia menilai gerakan senyap ini untuk menjaga stabilitas politik dan fokus pada pembangunan. 

“Saya melihat Pak Prabowo ingin dalam situasi tenang kemudian ada pergantian pemain,” kata Hendri.
 
Apalagi, kata Hensa, Prabowo juga sensitif terhadap menteri yang membuat gaduh. Ia mencontohkan kebijakan yang diumumkan sebelum matang sering memicu keresahan masyarakat. Menurut dia, menteri yang gagal mengatur komunikasi dengan baik berisiko dievaluasi.  

“Yang pertama gaduh, yang kedua gak bisa ngatur konstituen gitu. Ya itu yang sudah terjadi dengan Menteri Dikti dulu kan, karena dia diprotes oleh anak buahnya sendiri dan di-reshuffle secara tiba-tiba, ini saja tanda reshufflenya,” kata Hensa.

Sebelumnya, salah satu menteri Kabinet Merah Putih menyebut bahwa Prabowo mengatakan kepada menteri-menterinya dalam sidang kabinet tertutup bahwa ada pihak yang tak berkeringat ingin masuk kabinet. Prabowo, kata menteri tersebut, mengatakan isu reshuffle dibuat oleh pihak yang ingin masuk kabinet. 

Rumor reshuffle mencuat setelah Presiden Prabowo memberikan amnesti kepada Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto pada 31 Juli 2025. Kabar PDIP bergabung ke pemerintahan menguat sejak amnesti diberikan. 

Setelah pengumuman itu, Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Bali, akhir Juli lalu.

Foto pertemuan tersebut diunggah di akun Instagram milik Dasco, @sufmi_dasco, pada Kamis, 31 Juli 2025. Saat dimintai konfirmasi, Dasco menjelaskan, kedatangannya bersama Prasetyo bertujuan menyampaikan pesan dari Prabowo kepada Megawati.

“Salah satunya ucapan selamat kongres karena memang PDIP tidak mengundang pihak luar, termasuk para ketua umum (partai politik). Jadi, dalam kesempatan itu, Pak Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra menitipkan pesan selamat kongres,” ucap Dasco di Kompleks Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, pada Senin, 4 Agustus 2025. 

Namun sejumlah menteri membantah anggapan bahwa Prabowo akan melakukan reshuffle. Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, misalnya, mengatakan Kepala Negara tidak akan melakukan reshuffle. Prabowo menyampaikan hal itu dalam sidang kabinet paripurna yang berlangsung tertutup di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Agustus 2025.

Widiyanti menyebutkan Prabowo tidak ingin kocok ulang kabinet karena senang atas kinerja menterinya. “Prabowo senang dan bahagia dengan kerja-kerja menterinya,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Agustus 2025.

Setali tiga uang, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya mengatakan Prabowo tidak akan me-reshuffle Kabinet Merah Putih. Namun dia meminta awak media bertanya kepada Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.

Sementara itu, Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono tidak mau berkomentar soal itu. Ia menegaskan bahwa kocok ulang kabinet merupakan hak prerogatif presiden. 

Meski begitu, putra sulung mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mengatakan Prabowo memuji kerja para menteri yang bekerja sebagai tim. Prabowo menyebutkan, selama 10 bulan ini, para menterinya sudah bekerja sesuai dengan arahan yang benar.

“Prabowo menyampaikan sejauh ini kita di track yang benar dan ada progresnya,” kata AHY di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Agustus 2025.

Pilihan Editor: Jurus Bertahan Partai Banteng

Hendrik Yaputra dan Dian Rahma Fika berkontribusi dalam penulisan artikel ini.



Kaynak bağlantısı